PENELITIAN

Validasi Struktur Internal Alat Ukur Refleksi Diri Adaptif melalui CFA

SRED-7FAKTOR. Alat Ukur Deteksi Dini Remaja Depresi

SOSIALISASI SKALA PSIKOLOGI ‘STRATEGI REGULASI EMOSI SIMTON DEPRESI-7 FAKTOR (SRED-7F)’

ROC Analysis on SRED-7F Instrument (Study: Development of a New Instrument of Clinical Psychology)



KRISIS PARUH BAYA

EMPTY NEST SYNDROME

(Sindrom Sarang Kosong)


Sindrom sarang kosong adalah tahap transisi, ketika orang tua paruh baya sedang dalam proses mendorong anak-anak mereka untuk mengambil kewajiban mereka sebagai orang dewasa. Sindrom sarang kosong adalah suatu kondisi psikologis yang mempengaruhi kedua orang tua, yang mengalami perasaan sedih, kehilangan, ketakutan, ketidakmampuan, kesulitan dalam menyesuaikan peran, dan perubahan hubungan orang tua, ketika anak-anak meninggalkan rumah orang tua. Sindrom ini telah mendapatkan perhatian khusus di dunia di mana krisis ekonomi saat ini tidak hanya memperdalam kemiskinan global tetapi juga krisis nilai yang tercermin dalam model keluarga yang dinamis.

Sindrom sarang kosong adalah tahap transisi  dialami oleh orang tua paruh baya (45-65 tahun) ketika anak-anaknya meninggalkan rumah. Sindrom ini ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan, ketakutan, atau kesulitan dalam mendefinisikan ulang peran dengan efek negatif seperti depresi, alkoholisme, krisis identitas, dan konflik perkawinan. Namun, ada juga bukti bahwa sarang kosong bisa menjadi positif waktu untuk orang tua, kesempatan untuk berhubungan Kembali dan waktu untuk menghidupkan kembali minat.

Hilangnya peran yang sangat penting membawa keterasingan dan kesepian dan ketidakpuasan. Semakin banyak peran yang dimiliki seseorang, semakin tidak mengancam prospek sindrom kekosongan. Namun, pendekatan ini didasarkan pada asumsi yang dipertanyakan bahwa kepergian anak-anak dari rumah orang tua juga menyiratkan hilangnya peran orang tua secara simultan, asumsi yang umumnya ditolak oleh para peneliti. Diperkirakan bahwa peran orang tua dapat berubah, atau beradaptasi dengan situasi baru, tetapi tidak berarti dapat hilang.

Sejauh mana perubahan peran orang tua mengganggu kehidupan orang tua dan memerlukan penyesuaian juga dapat mempengaruhi kesejahteraannya. Dampak dari perubahan peran orang tua pada kemakmurannya dapat diperkuat oleh peristiwa stres lainnya yang terjadi sekitar periode waktu yang sama. Misalnya, pensiun mungkin bertepatan dengan tahap sarang kosong; akibatnya, upaya penyesuaian yang diperlukan diintensifkan dengan peningkatan risiko kelelahan mekanisme homeostatis.

Sarang kosong selama awal 70-an terutama mempengaruhi wanita dan merupakan prediktor kuat depresi. Sebaliknya, peneliti lain menemukan bahwa pengalaman sarang kosong tidak berpengaruh pada kesejahteraan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa wanita pengosong diri menunjukkan kepuasan hidup yang lebih besar dan hubungan perkawinan yang lebih bahagia, dibandingkan dengan wanita dengan usia yang sama yang memiliki anak di rumah. Apalagi, kepergian si bungsu memang umumnya dinanti dengan rasa lega.

Beberapa penelitian telah mengaitkan gejala psikologis dengan perubahan fisik wanita paruh baya sarang kosong, terutama menopause, bahkan jika waktu transisi sarang sangat bervariasi. Dalam kaitannya dengan kehidupan setiap wanita sebagai seorang ibu. Gejala fisik terkait dengan perubahan hormonal termasuk hot flushes, keringat malam, kekeringan vagina, dan nyeri payudara. Dennerstein menemukan bahwa kembalinya anak-anak ke rumah selama transisi menopause dikaitkan dengan penurunan positif mood dan penurunan frekuensi aktivitas seksual bagi wanita. Sebuah penelitian yang sangat baru menunjukkan bahwa tekanan psikologis terkait sarang kosong dikaitkan dengan lesi materi otak putih dan hilangnya memori pada orang tua


MENGENAL DAN MEMAHAMI MASA REMAJA



 

Masa remaja adalah masa yang paling sederhana karena tidak berlakunya aturan
– Jean Erskine Stewart –

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Dalam arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Piaget mengungkapkan secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana anak-anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyak aspek afektif, berhubungan dengan masa puber termasuk juga dalam perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa yang merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.



Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perubahan tersebut berbeda pada saat akhir masa remaja. Karenanya secara umum masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu awal masa dan akhir masa. Garis pemisah antara masa tersebut terletak kira-kita sekitar usia 17 tahun. Ketika remaja duduk di kelas akhir SMA biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada di ambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi atau menerima pelatihan tertentu, Status di sekolah juga membuat remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya tidak terpikirkan. Kesadaran akan status formal yang baru, baik di rumah ataupun di sekolah, mendorong remaja untuk berperilaku lebih matang.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, biasanya disebut sebagai “usia belasan” kadang disebut sebagai “usia belasan yang tidak menyenangkan.”

EMOSI PADA MASA KANAK-KANAK AWAL (USIA 2-6 TAHUN)

Artikel ini menguraikan tentang emosi umum pada awal masa kanak-kanak ( usia 2-6 tahun).



Emosi-emosi yang berkembang pada masa kanak-kanak awal (early childhood):
Amarah, penyebab umum diantaranya pertengkaran karena permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak-anak lain. Ungkaoan rasa marah anak dapat berupa, menangis, berteriak, menggertak, melompat, menendang atau memukul.
Takut, ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan dapat menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita, acara radio dan televisi yang mengandung unsur-unsur yang menakutkan. Reaksi anak dapat dimulai dengan panik, berlanjut kepada yang lebih khusus seperti berlari, bersembunyi, menangis, dan menghindari sesuatu yang menakutkan.

Cemburu, anak menjadi cemburu bila mengira minat dan perhatian orang tua beralih pada orang lain dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak menunjukkan kecemburuannya secara terbuka dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal, perilaku tersebut ditujukan untuk menarik perhatian.
Ingin Tahu, mulai ingin tahu terhadap hal-hal baru termasuk mengenai tubuhnya, juga tubuh orang lain. Reaksi awal berupa penjelajahan sensorimotorik, selanjutnya akan bertanya sebagai akibat dari tekanan sosial dan hukuman.
Iri hati, anak sering hati berkaitan dengan kemampuan atau sesuatu yang dimiliki orang lain. Diungkapkan dengan berbagai cara, seperti mengeluh tentang benda yang dimilikinya, dan keinginan memiliki benda seperti yang dimiliki orang lain. Dapat juga dengan cara mengambil benda-benda yang membuatnya iri hati.
Gembira, anak menunjukkan kegembiraannya dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.
Sedih, anak merasa sedih karena kehilangan sesuatu yang dicintai atau dianggap penting bagi dirinya. Uangkapan kesedihan ditambilkan dengan perilaku menangis, kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, dan tidak mau makan.

Kasih sayang, anak belajar mencintai orang, hewan, atau benda yang menyenangkan. Ungkapan kasih sayang dapat disampaikan secara lisan atau dengan perilaku memeluk, menepuk, atau mencium objek yang disayanginya.
Sumber : Hurlock (1980)
Gambar : google

PERKEMBANGAN EMOSI PADA ANAK

PENELITIAN

Validasi Struktur Internal Alat Ukur Refleksi Diri Adaptif melalui CFA SRED-7FAKTOR. Alat Ukur Deteksi Dini Remaja Depresi SOSIALISASI SKALA...